Isnin, 25 April 2011

WANITA





Wanita itu berjalan agak ragu memasuki hotel berbintang lima . Petugas jaga yang berdiri di samping pintu hotel curiga pada wanita itu. Tapi dia hanya memandang saja dengan awas ke arah langkah wanita itu yang kemudian mengambil tempat duduk di lounge yang agak di pojok

Petugas jaga itu memperhatikan sekian lama, ada sesuatu yang harus dicurigainya terhadap wanita itu. Karena dua kali waiter mendatanginya tapi, wanita itu hanya menggelengkan kepala. Mejanya masih kosong. Tak ada yang dipesan. Lantas untuk apa wanita itu duduk seorang diri. Adakah seseorang yang sedang ditunggunya.
Petugas jaga itu mulai berpikir bahwa wanita itu bukanlah jenis wanita nakal yang biasa mencari mangsa di hotel ini. Usianya nampak belum terlalu dewasa. Tapi tak bisa dibilang anak-anak. Sekitar usia remaja yang tengah beranjak dewasa.
Setelah sekian lama, akhirnya memaksa petugas jaga itu untuk mendekati meja wanita itu dan bertanya:
” Maaf, cik … Apakah anda sedang menunggu seseorang? ”
” Tidak! ” Jawab wanita itu sambil mengalihkan wajahnya ke tempat lain.
” Lantas untuk apa anda duduk di sini?”
” Apakah tidak boleh? ” Wanita itu mulai memandang ke arah sang petugas jaga..
” Maaf, cik. Ini tempat berkelas dan hanya diperuntukan bagi orang yang ingin menikmati layanan kami.”
” Maksud, encik? ”
” Anda harus memesan sesuatu untuk bisa duduk disini ”
” Nanti saya akan pesan setelah saya ada uang. Tapi sekarang, izinkanlah saya duduk di sini untuk sesuatu yang akan saya jual ” Kata wanita itu dengan suara lambat.
” Jual? Apakah anda menjual sesuatu di sini? ”
Petugas  itu memperhatikan wanita itu. Tak nampak ada barang yang akan dijual. Mungkin wanita ini adalah pramuniaga yang hanya membawa brosur.
” Ok, lah. Apapun yang akan anda jual, ini bukanlah tempat untuk berjualan. Mohon mengerti. ”
” Saya ingin menjual diri saya, ” Kata wanita itu dengan tegas sambil menatap dalam-dalam kearah petugas satpam itu.
Petugas itu terkesima sambil melihat ke kiri dan ke kanan.
” Mari ikut saya, ” Kata petugas satpam itu memberikan isyarat dengan tangannya.
Wanita itu menangkap sesuatu tindakan kooperativ karena ada secuil senyum di wajah petugas itu. Tanpa ragu wanita itu melangkah mengikuti petugas satpam itu.
Di koridor hotel itu terdapat kursi yang hanya untuk satu orang. Di sebelahnya ada telepon antar ruangan yang tersedia khusus bagi pengunjung yang ingin menghubungi penghuni kamar di hotel ini. Di tempat inilah deal berlangsung.
” Apakah anda serius? ”
” Saya serius ” Jawab wanita itu tegas.
” Berapa tarif yang anda minta? ”
” Setinggi-tingginya. .’ ‘
” Mengapa?” Petugas itu terkejut sambil menatap wanita itu.
” Saya masih perawan ”
” Perawan? ” Sekarang petugas itu benar-benar terperanjat. Tapi wajahnya berseri. Peluang emas untuk mendapatkan rezeki berlebih hari ini..
Pikirnya
” Bagaimana saya tahu anda masih perawan?”
” Gampang sekali. Semua orang tahu membedakan mana perawan dan mana bukan.. Ya kan …”
” Kalau tidak terbukti? ”
” Tidak usah bayar …”
” Baiklah …” Petugas itu menghela napas. Kemudian melirik ke kiri dan ke kanan.
” Saya akan membantu mendapatkan pria kaya yang ingin membeli keperawanan anda. ”
” Cobalah. ”
” Berapa tarif yang diminta? ”
” Setinggi-tingginya. ”
” Berapa? ”
” Setinggi-tingginya. Saya tidak tahu berapa? ”
” Baiklah. Saya akan tawarkan kepada tamu hotel ini. Tunggu sebentar ya. ”
Petugas  itu berlalu dari hadapan wanita itu.
Tak berapa lama kemudian, petugas itu datang lagi dengan wajah cerah.
” Saya sudah dapatkan seorang penawar. Dia minta Rm. 5 juta. Bagaimana? ”
” Tidak adakah yang lebih tinggi? ”
” Ini termasuk yang tertinggi, ” Petugas itu mencoba meyakinkan.
” Saya ingin yang lebih tinggi…”
” Baiklah. Tunggu disini …” Petugas  itu berlalu.
Tak berapa lama petugas  itu datang lagi dengan wajah lebih berseri.
” Saya dapatkan harga yang lebih tinggi. Rm. 6 juta rupiah. Bagaimana? ”
” Tidak adakah yang lebih tinggi? ”
” cik, ini harga sangat sesuai untuk anda. Cobalah bayangkan, bila anda diperkosa oleh pria, anda tidak akan mendapatkan apa apa. Atau andai perawan anda diambil oleh pacar anda, andapun tidak akan mendapatkan apa apa, kecuali janji. Dengan wang Rm. 6 juta anda akan menikmati layanan hotel berbintang untuk semalam dan keesokan paginya anda bisa melupakan semuanya dengan membawa wang banyak. Dan lagi, anda juga telah berbuat baik terhadap
saya. Karena saya akan mendapatkan duit dari transaksi ini dari tamu hotel. Adilkan. Kita sama-sama untung… ”



” Saya ingin tawaran tertinggi … ” Jawab wanita itu, tanpa peduli dengan celoteh petugas itu.
Petugas itu terdiam. Namun tidak kehilangan semangat.
” Baiklah, saya akan carikan tamu lainnya. Tapi sebaiknya anda ikut saya. Tolong kancing baju anda disingkapkan sedikit.
Agar ada sesuatu yang memancing mata orang untuk membeli. ” Kata petugas satpam itu dengan agak kesal.
Wanita itu tak peduli dengan saran petugas itu tapi tetap mengikuti langkah petugas satpam itu memasuki lift.
Pintu kamar hotel itu terbuka. Dari dalam nampak pria bermata sipit agak berumur tersenyum menatap mereka berdua.
” Ini yang saya maksud, tuan. Apakah tuan berminat? ” Kata petugas satpam itu dengan sopan.
Pria bermata sipit itu menatap dengan seksama ke sekujur tubuh wanita itu …
” Berapa? ” Tanya pria itu kepada Wanita itu.
” Setinggi-tingginya ” Jawab wanita itu dengan tegas.
” Berapa harga tertinggi yang sudah ditawar orang? ” Kata pria itu kepada sang petugas satpam.
” Rm.. 6 juta, tuan ”
” Kalau begitu saya berani dengan harga Rm. 7 juta untuk semalam. ”
Wanita itu terdiam.
Petugas itu memandang ke arah wanita itu dan berharap ada jawaban bagus dari wanita itu.
” Bagaimana? ” tanya pria itu.
”Saya ingin lebih tinggi lagi …” Kata wanita itu.
Petugas itu tersenyum kecut.
” Bawa pergi wanita ini. ” Kata pria itu kepada petugas sambil menutup pintu kamar dengan keras.
” Cik, anda telah membuat saya kesal. Apakah anda benar benar ingin menjual? ”
” Tentu! ”
” Kalau begitu mengapa anda menolak harga tertinggi itu … ”
” Saya minta yang lebih tinggi lagi …”
Petugas itu menghela napas panjang. Seakan menahan emosi. Dia pun tak ingin kesempatan ini hilang.
Dicubanya untuk tetap membuat wanita itu merasa nyaman bersamanya.
” Kalau begitu, kamu tunggu di tempat tadi saja, ya. Saya akan mencoba mencari penawar yang lainnya. ”
Di lobi hotel, petugas itu berusaha memandang satu per satu pria yang ada. Berusaha mencari langganan yang biasa memesan wanita melaluinya. Sudah sekian lama, tak ada yang nampak dikenalnya. Namun, tak begitu jauh dari hadapannya ada seorang pria yang sedang berbicara lewat telepon genggamnya.
” Bukankah kemarin saya sudah kasih kamu wang 25 juta.
Apakah itu tidak cukup? ” Terdengar suara pria itu berbicara.
Wajah pria itu nampak masam seketika
” Datanglah kemari. Saya tunggu. Saya rindu kamu.
Kan sudah seminggu lebih kita tidak ketemu, ya sayang?! ”
Kini petugas itu tahu, bahwa pria itu sedang berbicara dengan wanita.
Kemudian, dilihatnya, pria itu menutup teleponnya. Ada kekesalan di wajah pria itu.
Dengan tenang, petugas tu berkata kepada Pria itu: ” cik, apakah anda perlu wanita … Huh ”
Pria itu menatap sekilas kearah petugas dan kemudian memalingkan wajahnya.
” Ada wanita yang duduk disana, ” Petugas itu menujuk kearah wanita tadi.
Petugas itu tak kehilangan akal untuk memanfaatkan peluang ini.
“Dia masih perawan..”
Pria itu mendekati petugas itu.
Wajah mereka hanya berjarak setengah meter. ” Benarkah itu? ”
” Benar, pak. ”
” Kalau begitu kenalkan saya dengan wanita itu … ”
” Dengan senang hati. Tapi, pak …Wanita itu minta harga setinggi tingginya.”
” Saya tidak peduli … ” Pria itu menjawab dengan tegas.
Pria itu menyalami hangat wanita itu.
” Encik ini siap membayar berapapun yang kamu minta. Nah, sekarang seriuslah ….” Kata petugas itu dengan nada kesal.
” Mari kita bicara di kamar saja.” Kata pria itu sambil menyisipkan uang kepada petugas satpam itu.
Wanita itu mengikuti pria itu menuju kamarnya.
Di dalam kamar …
” Beritahu berapa harga yang kamu minta? ”
” Seharga untuk kesembuhan ibu saya dari penyakit ”
” Maksud kamu? ”
” Saya ingin menjual satu satunya harta dan kehormatan saya untuk kesembuhan ibu saya. Itulah cara saya berterima kasih …. ”
” Hanya itu …”
” Ya …! ”
Pria itu memperhatikan wajah wanita itu. Nampak terlalu muda untuk menjual kehormatannya. Wanita ini tidak menjual cintanya. Tidak pula menjual penderitaannya. Tidak! Dia hanya ingin tampil sebagai petarung gagah berani di tengah kehidupan sosial yang tak lagi free. Pria ini sadar, bahwa di hadapannya ada sesuatu kehormatan yang tak ternilai. Melebihi dari kehormatan sebuah perawan bagi wanita. Yaitu keteguhan untuk sebuah pengorbanan tanpa ada rasa sesal. Wanta ini tidak melawan gelombang laut melainkan ikut kemana gelombang membawa dia pergi. Ada kepasrahan diatas keyakinan tak tertandingi. Bahwa kehormatan akan selalu bernilai dan dibeli oleh orang terhormat pula dengan cara-cara terhormat.
” Siapa nama kamu? ”
” Itu tidak penting. Sebutkanlah harga yang bisa bapak bayar … ” Kata wanita itu
” Saya tak bisa menyebutkan harganya. Karena kamu bukanlah sesuatu yang pantas ditawar. ”
”Kalau begitu, tidak ada kesepakatan! ”
” Ada ! ” Kata pria itu seketika.
” Sebutkan! ”
” Saya membayar keberanianmu. Itulah yang dapat saya beli dari kamu. Terimalah wang ini. Jumlahnya lebih dari cukup untuk membawa ibumu ke rumah sakit.
Dan sekarang pulanglah … ” Kata pria itu sambil menyerahkan uang dari dalam tas kerjanya.
” Saya tidak mengerti …”
” Selama ini saya selalu memanjakan istri simpanan saya. Dia menikmati semua pemberian saya tapi dia tak pernah berterima kasih. Selalu memeras. Sekali saya memberi maka selamanya dia selalu meminta. Tapi hari ini, saya bisa membeli rasa terima kasih dari seorang wanita yang gagah berani untuk berkorban bagi orang tuanya. Ini suatu kehormatan yang tak ada nilainya bila saya bisa membayar …”
” Dan, apakah bapak ikhlas…? ”
” Apakah wang itu kurang? ”
” Lebih dari cukup, pak … ”
” Sebelum kamu pergi, boleh saya bertanya satu hal? ”
” Silakan …”
” Mengapa kamu begitu beraninya … ”
” Siapa bilang saya berani. Saya takut pak …
Tapi lebih dari seminggu saya berupaya mendapatkan cara untuk membawa ibu saya ke rumah sakit dan semuanya gagal.
Ketika saya mengambil keputusan untuk menjual kehormatan saya maka itu bukanlah karena dorongan nafsu.
Bukan pula pertimbangan akal saya yang `bodoh` … Saya hanya bersikap dan berbuat untuk sebuah keyakinan … ”
” Keyakinan apa? ”
” Jika kita ikhlas berkorban untuk ibu atau siapa saja, maka Tuhan lah yang akan menjaga kehormatan kita … ” Wanita itu kemudian melangkah keluar kamar.
Sebelum sampai di pintu wanita itu berkata:
” Lantas apa yang encik dapat dari membeli ini … ”
” Kesedaran… ”
.. . .
Di sebuah rumah di kampung. Seorang ibu yang sedang terbaring sakit dikejutkan oleh dekapan hangat anaknya.
” Kamu sudah pulang, nak ”
” Ya, bu … ”
” Kemana saja kamu, nak … Huh”
” Menjual sesuatu, bu … ”
” Apa yang kamu jual?” Ibu itu menampakkan wajah keheranan. Tapi wanita muda itu hanya tersenyum …
Hidup sebagai yatim lagi miskin terlalu sia-sia untuk diratapi di tengah kehidupan yang serba pongah ini. Di tengah situasi yang tak ada lagi yang
gratis. Semua orang berdagang. Membeli dan menjual adalah keseharian yang tak bisa dielakan. Tapi Tuhan selalu memberi tanpa pamrih, tanpa perhitungan
….
” Kini saatnya ibu untuk berobat … ”
Digendongnya ibunya dari pembaringan, sambil berkata: ” Tuhan telah membeli yang saya jual… ”.
Teksi yang tadi ditumpanginya dari hotel masih setia menunggu di depan rumahnya. Dimasukannya ibunya ke dalam teksi dengan hati-hati dan berkata
kepada pemandu teksi: ”hAntar kami kerumah sakit …”

NB : 
Semoga menjadi renungan buat para remaja kita hargai lah pemberian tuhan terhadap harta yang kalian miliki karena tuhan menciptakan nya harta seorang wanita melebihi harga dari nafsu,uang dan cinta belaka karena wanita di cipta kan untuk kesempurnaan adam bukan untuk sebuah kehinaan. 



Ahad, 24 April 2011

usia remaja

usia remaja

mengingatkan kita kepada zaman di mana kenangan menempuh alam remaja
bermula dengan perkenalan
persahabatan
kasih sayang
benci
saling memaafkan
tolong menolong
dan sebagainya
sehinggalah kita menempuh zaman perpisahan
dimana kita akan menuju arah pilihan masing2
namun begitu, kenangan indah bukan mudah untuk kita lupakan
semoga semua itu kekal dalam hati dan ingatan kita sehingga ke pitu syurga kelak... insyaAllah











lirik lagu pilihan

Menanti Di Barzakh

Ku Merintih, Aku Menangis,
Ku Meratap, Aku Mengharap,

Ku Meminta Dihidupkan Semula,

Agar Dapat Kembali Ke Dunia Nyata,




Perjalanan Rohku
Melengkapi Sebuah Kembara,

Singgah Di Rahim Bonda,

Sebelum Menjejak Ke Dunia,

Menanti Di Barzakh,

Sebelum Berangkat Ke Mahsyar,

Diperhitung Amalan, 
Penentu Syurga Atau Sebaliknya,


Tanah Yang Basah Berwarna Merah,

Semerah Mawar Dan Jugak Rindu,

7 Langkah Pun Baru Berlalu,

Seusai Talkin Penanda Syahdu,
Tenang Dan Damai Di Pusaraku,

Nisan Batu Menjadi Tugu,
Namun Tak Siapa Pun Tahu Resah Penantianku,

Terbangkitnya Aku Dari Sebuah Kematian,
Seakan Ku Dengari,

Tangis Mereka Yang Ku Tinggalkan,



Kehidupan Disini Bukan Suatu Khayalan x2

Tetapi Ia Sebenar Kejadian x2
Kembali roh Kembali,

Kembalilah Kedalam Diri,

Sendirian Sendiri,

Sendiri Bertemankan Sepi,


Hanya Kain Putih Yang Membaluti Tubuhku,
Terbujur Dan Kaku,

Jasad Didalam Keranda Kayu,

Ajal Yang Datang Dimuka Pintu ,

Tiada Siapa Yang Memberi Tahu,

Tiada Siapa Pun Dapat Hindari,

Tiada Siapa Yang Terkecuali,


Lemah Jemari Nafas Terhenti,

Tidak Tergambar Sakitnya Mati,
Cukup sekali tak sanggup Untukku Mengulangi,


Jantung Berdenyut Kencang,

Menantikan Malaikat Datang,
Mengigil Ketakutan Gelap Pekat Dipandangan,
Selama Ini Diceritakan x2

Kini Aku Merasakan x2
Dialam Barzakh Jasad Dikebumikan x2

Ku Merintih, Aku Menangis,
Ku Meratap, Aku Mengharap, 
Ku Meminta Dihidupkan Semula, 
Agar Dapat Kembali Ke Dunia Nyata




~Far East~

Jalan ke Neraka

Setelah saya baca artikel yang bertajuk The Way to Hell yang diberikan oleh sahabat saya, tergerak hati untuk mengongsikannya di sini. Marilah kita sama-sama mengambil pelajaran dan pengajaran...



1. Orang-orang yang tidak menjalankan tanggungjawab memberikan pelajaran agama Islam kepada ahlinya.


2. Orang kaya yang bakhil

3. Peniaga yang penipu

4. Peminum arak

5. Mengada dan menyokong majlis-majlis maksiat

6. Berzina

7. Menipu, memakan harta anak yatim

8. Meringan-ringankan sembahyang
9. Tidak mengeluarkan zakat

10. Panjang angan-angan dan tidak bertaubat kepada Allah
11. Meninggalkan sembahyang
12. Derhaka kepada ibubapa

13. Berbuat fitnah
14. Suami dan ibubapa yang dayus

15. Dusta
16. Mendapat dan memakan harta yang haram

17. Sihir

18. Dengki/khianat
19. Melakukan apa yang diharamkan oleh Allah



Sabtu, 9 April 2011

Hening malam

waktu malam...

apabila anda terpaksa keluar lewat malam...
apabila anda terpaksa berjalan seorang diri untuk ke dalam tandas...
apabila anda menunggang motor seorang diri untuk pulang ke rumah atau pergi ke tempat kerja...
apabila anda memandu kereta seorang diri di lebuh raya...
apa yang anda fikirkan?

Dalam fikiran kita pastinya kita akan memikirkan perkara yang negatif...
sebaga contoh, kita mesti berfikir mengenai hantu...



hantu itu wujud?
jika kita tanya perkara ini kepada ustaz atau ustazah
pasti mereka akan cakap bahawa hantu itu tidak wujud...
yang ada hanyalah syaitan dan jin yang ingin mengganggu hidup manusia..
yang ingin mempergunakan kelemahan manusia ketakutan...
yang ingin melemahkan semangat manusia...
serta...
yang lebih teruk lagi....
ingin memesongkan AKIDAH MANUSIA supaya kita lebih takut kepadanya melebihi daripada rasa takut kita kepada Allah....
Astaghfirullah al azzim....
bawa mengucap kawan2....


kita sering takut kepada hantu ini disebabkan kita sering dimomokkan dengan cerita yang bukan2
kita sering ditakutkan dengan cerita seram di panggung wayang...
kita sering dhantui dengan cerita hantu di kaca televisyen...
yang membuatkan kita sering terbayang-bayang perkara ini ketika kita ingin ke tandas...
x perlu saya nak cerita tentang orang lain...
x perlu kita nak tuju kat orang lain...
x perlu saya tuding jari kepada kawan2 lain...
tapi ana nak cakap untuk  diri ana sendiri.
diri yang menaip ini pun lebih kurang sama...


diri ini bukanlah seorang yang berani
diri ini juga bukanlah seorang yang kuat
diri ini juga adalah hamba ALlah yang lemah
yang sering mengharapkan pertolongan dari Allah...
untuk menghindarkan diri daripada sebarang bahaya...

mari kita amalkan tiga surah Qul iaitu surah Al Ikhlas, surah An-Nas dan surah Al Falaq serta ayat kursi  dan berdoalah untuk menghindarkan diri dari sebarang bahaya
untuk mengharapkan pertolongan Allah.




dan yakinlah Allah sentiasa ada untuk membantu hamba-hambanya
Allah tidak pernah tidur tidak kira siang atau malam...
Allah juga maha mengetahui semua perkara yang nyata ataupun yang ghaib...
yang nampak atau tersembunyi walaupun di celah2 mana sekalipun...
yakinlah Allah sentiasa ada untuk hamba2nya.
yakinlah bahawa kita, jin, syaitan, malaikat dan lain2 juga adalah hamba Allah...
yakinlah bahawa tiada kuasa yang mampu melawan kuasa Allah...
 Wallahu a'lam...

Penat...

Penat!!!
penat sungguh untuk belajar...
penat sungguh  untuk bekerja...
penat sungguh untuk berusaha...
penat sungguh menyiapkan tugasan...
penat sungguh menulis di kertas
penat sungguh menaip di komputer...
penat sungguh mencari idea...
penat sungguh mengorek maklumat
penat sungguh menjalankan kajian...
penat sungguh segala-galanya...





tetapi ingatlah...
penat itu demi masa depan kita...
penat itu untuk kebahagiaan kita kelak...
penat itu adalah semata-mata untuk mengejar kecerahan masa depan...


penat itu hanya sementara...
penat itu hanya sekejap...
penat itu tidak kekal...
penat itu bukan segala-galanya...


sabarlah menghadapi ujian hidup...
tabahlah mengatasi segala masalah...
tenanglah apabila berhadapan dengan cabaran...

penat itu menjadikan kita bersabar...
penat itu membuatkan kita bertenang...
penat itu mengajar kita erti ketabahan...
penat itu guru untuk kita tidak mudah mengaku kalah...

Ingatlah!!!
Allah beri kita penat kerana kita hanya insan
Allah beri kita penat kerana kita hambaNya
Allah beri kita penat untuk kita berdoa kepadaNya
Allah beri kita penat supaya kita berserah kepadaNya
Allah beri kita penat supaya kita sedar kita belum cukup sempurna
Allah beri kita penat kerana Dia masih ingat akan kita
Allah beri kita penat kerana Dia masih sayang akan kita
Allah beri kita penat sebagai Nikmat kepada kita
Allah beri kita penat sebagai rahmatNya kepada kita
Allah beri kita penat untuk kita mendekatkan diri kepadaNya
Allah beri kita penat untuk kita meningkatkan keimanan kepadaNya


 Jangan!!!
Jangan mudah mengeluh
Jangan mudah patah semangat
Jangan mudah mengaku kalah
Jangan mudah sombong untuk  meminta pertolonganNya...
Jangan mudah alpa, lalai, leka dan lupa untuk berdoa kepadaNya...
Wallahua'lam...